Cerita lucu dari pulau Bangka
Seribu Lime
Pulau Bangka terkenal dengan pantainya yang indah,masyarakatnya yang ramah dan kulinernya yang khas dan menggoda. Sebagai pendatang baru saya belum terlalu pandai dan mengerti menggunakan bahasa daerah masyarakat disana  karena itu sejak awal Si Dul  driver kami mewanti wanti agar menggunakan bahasa Indonesia saja jika berkomunikasi dengan warga .
Hari Minggu biasanya rekreasi yang paling favorit adalah berenang atau memancing ke laut. Bisa melihat dan menyaksikan debur ombak serta putihnya pasir yang lembut dan tentu saja sambil memancing ikan,udang atau mencari kerang yang banyak bertebaran di bibir pantai.
Ketika akan pergi berenang ke pantai Tanjung Pesona di Sungai Liat Bangka saya beserta suami dan anak-anak membawa bekal yang cukup berupa makan siang, pakaian ganti dan beberapa perlengkapan lainnya.Tentu saja yang tak dilupakan adalah kacamata hitam dan payung biag gak hitam kalau kebanyakan berjemur he he he.......
Ditengan perjalanan kami berhenti sejenak karena melihat tumpukan mangga yang sangat banyak di tepi jalan.Aromanya yang harum menyebar kemana-mana sampai sampai  masuk kedalam mobil dan buah mangga  itu memang  besar dan isinya kuning ke merah merahan dan kelihatannya manis sekali..Terbayang untuk cepat -cepat mencxicipinya.
"...Ako..berapa jual mangga nya...? "...saya teriak dari dalam mobil karena suara musik yang kuat  yang disetel tidak boleh dikecilkan oleh anak-anak.
"...murah...murah......seribu lime... seribu lime " si Ako pun teriak tak kalah serunya..Wah...murah sekali seribu lima kata suami ku  dan dia  menyuruh kami membeli 20 buah.
Secepatnya si Ako penjual mangga  itu memasukkan 20 buah mangga yang besar-besar kedalam mobil dan saya pun bergegas mengulurkan uang 5 ribu dan suami ku pun  secepatnya tancap gas menuju pantai karena anak-anak sudah tak sabar untuk berenang.
Belum sampai 10 menit kami berada di pantai tiba tiba si Ako datang bergegas menghampiri kami yang sedang membentangkan tikar dan mengeluarkan barang barang bawaan sambil marah marah.
"...Ibu....uang Ibu buat bayar mangga tadi masih kurang ha......." kata si Ako sambil terengah engah.Motor nya belum sempat dimatikannya.
Saya agak bingung malah rasanya tadi kembaliannya tidak saya ambil.Mangga 20 buah  saya bayar 5 ribu jadi ada kembaliannya seribu rupiah,lalu kenapa si Ako menagih lagi pikir saya.
Tiba tiba si Ako berkata,..." Ibu orang baru ya.?.....seribu lime itu seribu lima ratus rupiah....bukannya seribu lime itu seribu dapat mangga 5 buah jadi uang ibu kurang 25 ribu rupiah lagi Ibu....", si Ako tampaknya mulai meninggi suaranya.
Tiba-tiba.......ha ha ha ha ha............ada suara terbahak-bahak ramai sekali dari balik mobil, ternyata yang tertawa-tawa itu adalah "pendatang lama", teman-teman yang sudah lebih dulu datang berdinas di Pulau Bangka.Dan saya pun harus membayar kekurangan uang bayaran mangga yang katanya murah harganya " seribu lime " tadi dengan wajah cemberut kepada si Ako penjual  mangga.